TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATERI PENALARAN
1.
Berdasarkan e-learning gunadarma
Penalaran
adalah bentuk tertinggi dari pemikiran. Secara sederhana penalaran dapat
diartikansebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi
yang mendahuluinya.
2.
Berdasarkan Wikipedia
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Penalaran adalah suatu
proses berpikir manusia yang menghubungkan data/fakta yang ada sehingga
memperoleh suatu simpulan. Fakta/data yang akan digunakan dalam penalaran
itu boleh benar atau tidak. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan
sebagai data itu disebut proposisi. Berdasarkan pengamatan yang sejenis
juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis. Berdasarkan
sejumlah proposisi yang sudah diketahui, orang lain akan menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang belum diketahui sebelumnya. Proses inilah yang
disebut menalar. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak
ilmiah. Dari proses penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran
induktif dan penalaran deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses
penalaran itu.
Dalam penalaran proposisi
yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut premis (antesedence) dan hasil kesimpulannya disebut
dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan
konklusi disebut konsekuensi.
Melalui proses penalaran,
kita memperoleh kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori.
Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis
berdasarkan fakta yang relevan.
Ciri-ciri Penalaran :
1. Adanya suatu pola berpikir yang
luas dapat disebut sebagai logika (penalaran merupakan suatu pola berpikir
logis).
2. Sifat analitik dari proses
berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir
berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara
berpikir secara analitik.
Bentuk
Penalaran
Bentuk-bentuk
penalaran yang sering digunakan dalam wancana keseharian berupa penalaran
asosiatif dan skema dissosiatif. Penalaran asosiatif berbentuk penalaran yang
memasukkan beberapa unsure penalaran dan mengevaluasi atau mengorganisasikan
unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif merupakan bentuk penalaran yang
memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran yang semula merupakan satu
kesatuan . jenis penalaran assosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa
satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada
unsur bukti dan pembuktiannya.
Menurut tim balai pustaka
istilah penalaran mengandung tiga pengerian diantaranya :
a. Cara (hal) menggunakan nalar,
pemikiran atau cara berfikir logis.
b. Hal dalam mengembangkan atau
mengendalikan pikiran dari beberapa peruasaan atau pengalaman.
c. Proses mental dalam mengembangkan
dan mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Pengetian
Penalaran Deduktif
Penalaran
Deduktif sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif atau deduksi adalah
suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang
sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu
kesimpulan. Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan
fakta-fakta, yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi
yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proposisi
umum tadi. Bila identifikasi dan proposisinya sudah benar, maka dapat
diharapkan suatu kesimpulan yang benar.
Macam-macam penalaran
deduktif, adalah :
1. Silogisme, adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian
3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh :
Andi adalah seorang pecinta
hewan.
Kucing adalah hewan.
Andi adalah pecinta kucing.
2. Entimen, adalah penalaran deduksi secara langsung dan dapat
dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena
sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Siswa teladan ialah siswa
yang selalu mematuhi peraturan di sekolah.
Pengertian Penalaran
Induktif
Penalaran
Induktif adalah proses penalaran untuk mencari kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus,
prosesnya disebut induksi.
Macam-macam
Penalaran Induktif, adalah :
1. Generalisasi, adalah suatu proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang
mengikat seluruh fenomena sejenis individual yang diselidiki.
2. Analogi, adalah
suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran
suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang
bersamaan.
3. Hubungan Kausal, adalah cara penalaran yang
diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab
akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain
(dependen).
TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATERI METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah berdasarkan
dari dua suku kata yaitu metode dan ilmiah. Seandainya kita artikan
satu-persatu makna dari kata-kata tersebut yakni :
a. Metode
Metode
dapat diartikan sebagai sebuah cara yaitu cara yang teratur dan sistematis
untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.
b. Ilmiah
Ilmiah
: bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan. Diatur oleh atau sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pasti:
prosedur ilmiah. Sistematis atau akurat dalam cara ilmu pasti.
Secara
umum dan keseluruhan metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Bagaimana
menurut para ahli? Ini adalah beberapa pendapat para ahli diantaranya:
· Menurut
Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
· Sedangkan
Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu
untuk memperoleh sesuatu interelasi
Sikap
Ilmiah
Istilah
sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude
sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara
mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap
sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a
class of actions to aparcitular class of social situation”
Rumusan
di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif,
komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu
obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau
negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang
senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu
bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut
Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah
sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan
sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk
bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis
melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa
sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa
dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah,
antara lain :
·
Sikap ingin tahu
·
Sikap kritis
·
Sikap obyektif
·
Sikap ingin menemukan
·
Sikap tekun
Beberapa
Pengertian Sikap Ilmiah Menurut Para Ahli :
1.
Kurniadi (1988) dikutip dari pendapat M. O. Edward yang merumuskan perilaku
kreatif sikap ilmiah dari kata-kata ide (gagasan) berikut :
I
: Imagination (Imajinasi)
D
: Data (Fakta)
E
: Evaluation (Evaluasi)
A
: Action (Tindakan)
2.
Seorang yang kreatif adalah seseorang yang mampu mengumpulkan data,
berimajinasi dalam aksinya juga membuat evaluasi. Di dalam jurnal yang ditulis
oleh S. Karim A. Karhami (2005), sikap ilmiah yang cenderung dikembangkan
diberbagai sekolah adalah :
A.
Curiosity (Sikap ingin tahu)
Ditandai
dengan tingginya minat siswa. Di sini anak juga sering mencoba
pengalaman-pengalaman baru. Curiosity sering diawali dengan pengajuan
pertanyaan
B.
Flexibility
(Sikap luwes)
Sikap
anak dalam memahami konsep baru, pengalaman baru, sesuai dengan kemampuannya
tanpa ada kesulitan. Dan biasanya pemahaman ini berlangsung secara bertahap
C.
Critical reflektion (Sikap kritis)
Kebiasaan
anak untuk merenung dan mengkaji kembali kegiatan yang sudah dilakukan
D.
Sikap jujur
Kejujuran
siswa kepada diri sendiri dan orang lain dalam menyelesaikan atau mencoba
pengalaman yang baru
SUMBER:
http://irriyanti.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html?m=1
http://iqbalkhoziana.blogspot.com/2014/03/pemakaian-metode-ilmiah-untuk-menjawab.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar